Copy, cut and paste disabled


top of page
Writer's pictureCegah Stunting

Si Kecil Kecanduan Bermain Gawai?

Updated: Oct 7, 2023

Ayah dan Bunda yang saat ini sedang mengasuh si Kecil, apakah Ayah dan Bunda mulai merasakan ada masalah saat si Kecil sangat sulit terlepas dari layar televisi dan gawai—handphone atau tablet? Apakah si Kecil lebih memilih bermain dengan gawai dibanding dengan bermain dan berinteraksi dengan Ayah Bunda, teman atau saudaranya? Apakah si Kecil harus bersama gawai agar mau makan?

si kecil kecanduan gadget? Apa kata pakar mengenai solusi dan bahayanya?

Teknologi menjadi salah satu tangkai dari pohon keluarga


Tidak bisa disangkal, inovasi teknologi berkembang dengan pesat dan memberikan pengaruh pada setiap orang, dan, secara bertahap mengambil peran signifikan pada kehidupan anak dalam keluarga. Tidak sedikit orang tua memberikan anaknya gawai, seperti smartphone, tablet, dan smart TV, pada awalnya hanya bertujuan untuk memberikan hiburan pada si Kecil, namun lama-kelamaan menjadi fokus kehidupan si Kecil. Si Kecil sangat mudah menyukai gawai karena menawarkan beragam konten hiburan seperti musik, video, dan bahkan mode interaktif dengan banyak sekali variasi.




Apa dampaknya jika gawai mengambil kendali pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil?


Bagaimana kata pakar mengenai dampak penggunaan gawai dan paparan layar yang berlebihan pada perkembangan dan pertumbuhan anak?


Dilansir dari sebuah penelitian, durasi menonton pada anak berusia 2 tahun berhubungan erat dengan obesitas. Hal ini disebabkan menonton saat makan dapat meningkatkan asupan energi dengan menunda rasa kenyang dan mengurangi sinyal kenyang dari makanan yang dikonsumsi sebelumnya. Anak cenderung mengonsumsi makanan tinggi kalori namun rendah gizi selama bermain dengan gawai yang tidak ideal untuk mendukung tumbuh kembang. Dengan demikian, penggunaan gawai tidak direkomendasikan selama proses makan.


durasi menonton gadget berhubungan dengan obesitas

Selain itu, penggunaan televisi dan gawai dapat mengganggu pola tidur si Kecil. Peningkatan durasi paparan layar televisi, komputer, atau layar sebelum tidur pada si Kecil menyebabkan pendeknya durasi tidur si Kecil di setiap malamnya, bahkan bayi di bawah 2 tahun juga termasuk. Menjelang tidur, beragam stimulasi pada si Kecil perlu dikurangi minimal 1 jam sebelum tidur agar tingkat kewaspadaan si Kecil juga menurun sehingga akan memudahkan si Kecil memasuki tahap tidurnya. Namun, penggunaan gawai dan paparan televisi justru memberi beragam stimulasi berlebih pada panca indra si Kecil sehingga kondisi tubuhnya selalu waspada untuk merespon beragam stimulasi yang muncul dari gawai yang menyebabkan sulit memulai tidur. Jika kondisi tersebut sering terjadi maka si Kecil akan mengalami gangguan pola tidur. Gangguan ini disebabkan oleh penurunan hormon melatonin oleh gelombang sinar biru yang dipancarkan dari layar. Hormon melatonin berperan dalam mengatur irama sirkadian tubuh, yaitu siklus bangun-tidur pada manusia.


paparan sinar gadget berhubungan dengan pola tidur

Paparan televisi dan gawai juga dapat memberi dampak pada beberapa aspek dalam perkembangan Si Kecil. Pengaruh ini dijelaskan dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa durasi menonton televisi yang berlebihan pada usia dini dapat menghambat perkembangan si Kecil dalam fungsi kognitif, bahasa, kemampuan sosial dan emosional. Semua aspek ini secara tidak langsung dapat mengurangi interaksi Ayah dan Bunda dengan si Kecil.


Perlu diingat bahwa stunting bukan sekedar pendek, melainkan kesatuan gangguan tumbuh kembang akibat pola makan, pola asuh, dan sanitasi yang tidak sesuai. Gawai memberikan stimulasi visual dan auditori berlebih yang belum siap diterima oleh si Kecil bila tidak sesuai dengan anjuran usianya. Segala hal merupakan hal baru bagi si Kecil yang baru mengenal dunia. Si Kecil membutuhkan waktu dan repetisi untuk memproses stimulasi yang diterimanya dan membangun hubungan sistem saraf yang kuat. Overstimulasi ini membuat si Kecil kewalahan untuk memproses stimulasi yang diterima dari gawai dan menghambat Ia membangun sensitivitas pada dunia di luar sekotak gawai.


Pentingnya Memerhatikan Konten yang Disimak Si Kecil


Konten dari paparan dan interaksi si Kecil dengan gawai sangat berperan dalam pembentukan karakter si Kecil, karena pada prinsipnya si Kecil adalah peniru ulung terhadap apa yang terjadi disekitar panca indranya. Ini dibuktikan dalam sebuah penelitian eksperimen, yaitu peralihan konten mengandung kekerasan menjadi konten yang mendidik memiliki dampak yang positif pada perilaku Si Kecil. Ayah dan Bunda dapat mendampingi Si Kecil saat sedang bersama gawai. Di sini, ayah dan bunda berkesempatan untuk meningkatkan interaksi dengan si Kecil sekaligus memberikan konten yang edukatif, dan menghindari konten yang tidak cocok untuk si Kecil.


Untuk anak usia 2 hingga 5 tahun, batasi penggunaan gawai maksimal 1 jam dalam satu hari. Durasi 1 jam ini usahakan terbagi dalam beberapa waktu, misal 20 menit di pagi hari, 20 menit siang, dan 20 menit sore, agar si Kecil tidak terpapar sinar biru dari gawai tidak terlalu lama. Usahakan selalu mendampingi saat si Kecil bermain dengan gawai dan bantu si Kecil memahami apa yang mereka lihat dan menerapkan apa yang mereka pelajari ke dunia di sekitar mereka. Ayah dan Bunda, yuk baca mengenai pedoman anjuran durasi penggunaan gawai sesuai usia anak oleh American Pediatric Association secara lebih lengkap di sini.


mengatur durasi anak menonton gadget

Pada saat si Kecil sedang mengamuk dan gelisah, Ayah dan Bunda perlu mengingat bahwa gawai bukan satu-satunya cara untuk menenangkan si Kecil. Saat mereka sedang marah, gelisah, dan beragam emosi lainnya, justru menjadi momen yang tepat untuk mendidik mereka beragam jenis emosi atau perasaan. Meskipun demikian, pada kondisi tertentu, misalnya di saat penerbangan di pesawat atau saat prosedur medis, Ayah dan Bunda dapat mempertimbangkan penggunaan gawai untuk menenangkan Si Kecil. Namun, Ingat, penggunaan gawai yang terus menerus dapat menghambat perkembangan si Kecil dalam mengatur emosinya sendiri.


Bagaimana menjauhkan si Kecil dari layar saat makan?


bunda: mengatur durasi menonton sih bisa, tapiii..., anak: adek mau makan, tapi harus sambil liat youtube ya bun..

Tidak hanya saat menjelang tidur, paparan layar pada si Kecil juga perlu dikurangi saat waktu makan. Ayah dan Bunda perlu memahami pentingnya menghindari penggunaan layar untuk si Kecil selama makan. Saat si Kecil makan tanpa layar, mereka diperkenalkan dengan pengalaman menyantap makanan. Mereka mulai memberdayakan setiap indera mereka–merasakan tekstur, melihat, mencium, mendengar dan mencicipi rasa makanan. Ketika si Kecil terbiasa dengan makanan yang berbeda, ini membantu mencegah neofobia, yaitu ketakutan akan makanan baru.


Rutinitas sangat penting melekat dengan perkembangan si Kecil. Bagian dari tantangannya adalah bagaimana menjauhkan gawai saat si Kecil makan tanpa mengganggu pola rutinitas yang sudah menjadi kebiasaan si Kecil. Salah satu hal yang bisa dilakukan dalam memodifikasi rutinitas si Kecil, jika biasanya menyuapi makan si Kecil di depan TV atau gawai , mulai libatkan si Kecil dari menyiapkan makanannya, mengambil nasi, sayur, dan lauk pauk, kemudian ajak si Kecil untuk makan bersama Ayah Bunda. Modifikasi rutinitas ini sekaligus juga untuk melatih kemandirian bagi si Kecil. Beri kesibukan si Kecil dengan memberikan makanan “finger foods” atau makanan yang bisa dipegang oleh jari jemari si Kecil misalnya wortel, kentang, tempe, tahu, ayam, dll. Apapun rutinitas saat makan, mulai hindari membawa atau bahkan menyalakan gawai di meja makan. Jika si Kecil meminta, ayah dan ibu dapat mengatakan, “Sekarang kita makan bersama dulu ya, lihat ini ada lauk kesukaan Adik”, “Baterainya lagi habis, nanti setelah dicas ya!”.


pilihan rutinitas lain saat makan, selain main gadget

Si Kecil mungkin akan cepat bosan di meja saat makan. Ini saat yang tepat untuk Ayah dan Bunda berbagi ide kreatifnya untuk berinteraksi dengan si Kecil. Ayah dan Bunda dapat bercerita tentang makanan yang dimakan, warna dan manfaat makanan. Tidak hanya itu, Ayah dan Bunda juga boleh menceritakan candaan atau cerita pendek sederhana dengan mengambil makanan sebagai tokohnya. Bermain imajinasi dengan makanan juga bisa menjadi opsi yang menarik, misalnya berpura-pura bermain brokoli adalah pohon, apel adalah bola, atau roti panggang adalah trampolin.


Di setiap usaha untuk menghindari penggunaan gawai dalam aktivitas, selalu antisipasi amukan atau tantrum dari si Kecil dan siapkanlah cara untuk menangani itu. Si Kecil akan merasa kesal saat rutinitas mereka diganggu, terlebih lagi di saat hiburan mereka dengan gawai diambil begitu saja, sehingga konsistensi perilaku Ayah Bunda sangat penting untuk mengurangi ketergantungan si Kecil pada gawai. Jika akses si Kecil terhadap gawai per hari lebih dari 1 jam, mulai kurangi secara bertahap dengan diikuti memberikan aturan positif pada si Kecil. Ayah dan Bunda harus menjadi tim yang solid untuk mengawal perubahan ini.



Si Kecil melihat, si Kecil melakukan

antisipasi amukan tantrum bila si kecil meminta gadget

Si Kecil melihat apa yang dilakukan orang tua mereka. Ayah dan bunda adalah kompas dari gambaran ideal yang dicontoh si Kecil. Saat Ayah Bunda memutuskan untuk mengurangi paparan gawai pada si Kecil, maka Ayah dan Bunda juga harus menunjukkan perilaku yang tidak menggunakan gawai di depan si Kecil. Membangun kebiasaan yang baik harus ditanamkan dari usia dini. Pada akhirnya, Ayah dan Bunda harus tetap mengingat bahwa ini adalah proses yang membutuhkan waktu dan konsistensi untuk berubah, bukan sebuah tombol yang dapat mengubah segalanya dalam sekejap.

dear ayah bunda, ini adalah proses yang membutuhkan waktu, bukan tombol yang mengubah segalanya salam sekejap

Referensi:

  1. Bellissimo N, Pencharz PB, Thomas SG, Anderson GH. Effect of television viewing at mealtime on food intake after a glucose preload in boys. Pediatr Res. 2007;61(6):745–749 24.

  2. Cespedes EM, Gillman MW, Kleinman K, Rifas-Shiman SL, Redline S, Taveras EM. Television viewing, bedroom television, and sleep duration from infancy to mid-childhood. Pediatrics. 2014;133(5). Available at: www. pediatrics. org/ cgi/ content/ full/ 133/ 5/ e1163 25.

  3. Cox R, Skouteris H, Rutherford L, Fuller-Tyszkiewicz M, Dell’ Aquila D, Hardy LL. Television viewing, television content, food intake, physical activity and body mass index: a cross-sectional study of preschool children aged 2-6 years. Health Promot J Austr. 2012;23(1):58–62 19.

  4. David Hill, Nusheen Ameenuddin, Yolanda (Linda) Reid Chassiakos, Corinn Cross, Jeffrey Hutchinson, Alanna Levine, Rhea, Robert Mendelson, Megan Moreno, Wendy Sue Swanson; Media and Young Minds. Pediatrics November 2016; 138 (5): e20162591. 10.1542/peds.2016-2591.

  5. Garrison MM, Liekweg K, Christakis DA. Media use and child sleep: the impact of content, timing, and environment. Pediatrics. 2011;128(1):29–35 27.

  6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. https://ayosehat.kemkes.go.id/pub/files/a8c1c20728a2d8d55f16a7e24f52cf97.pdf

  7. Herarti, Fitriana. Modul Pegangan Orang Tua - Pengasuhan Tematik, Tanoto Foundation.2022

  8. Mazarello Paes V, Ong KK, Lakshman R. Factors influencing obesogenic dietary intake in young children (0-6 years): systematic review of qualitative evidence. BMJ Open. 2015;5(9):e007396 23.

  9. Tanoto Foundation. Game, gadget, Dan Pembatasannya Pada Anak. Available at: https://sigap.tanotofoundation.org/game-gadget-dan-pembatasannya-pada-anak/

  10. Taveras EM, Gillman MW, Kleinman KP, Rich-Edwards JW, Rifas-Shiman SL. Reducing racial/ethnic disparities in childhood obesity: the role of early life risk factors. JAMA Pediatr. 2013;167(8):731–738 20.

  11. Salti R, Tarquini R, Stagi S, et al. Age-dependent association of exposure to television screen with children’s urinary melatonin excretion? Neuroendocrinol Lett. 2006;27(1-2):73–80

  12. Suglia SF, Duarte CS, Chambers EC, Boynton-Jarrett R. Social and behavioral risk factors for obesity in early childhood. J Dev Behav Pediatr. 2013;34(8):549–556 21.

  13. Wen LM, Baur LA, Rissel C, Xu H, Simpson JM.Correlates of body mass index and overweight and obesity of children aged 2 years: findings from the healthy beginnings trial. Obesity (Silver Spring). 2014;22(7):1723–1730 22.

  14. UNICEF. Babies Need Humans, Not Screens. UNICEF Parenting. https://www.unicef.org/parenting/child-development/babies-screen-time

  15. Vijakkhana N, Wilaisakditipakorn T, Ruedeekhajorn K, Pruksananonda C, Chonchaiya W. Evening media exposure reduces night-time sleep. Acta Paediatr. 2015;104(3):306–312 26.


Penulis: Hansel Bandaso, S.Ked

Reviewer: Fitriana Herarti, M.Psi., Psikolog

Designer: Elika Nurimawati, SKM

Comments


bottom of page