Copy, cut and paste disabled


top of page
Writer's pictureCegah Stunting

Agar Anak Dapat Tumbuh dengan Optimal, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

Kartu Menuju Sehat: Tumbuh Kembang Anak dalam 1 Kartu

Apakah Balita anda sudah memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS)? Kenali lebih lanjut yuk! KMS adalah kartu yang di dalamnya terdapat kurva pertumbuhan normal balita berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U) dan berdasarkan jenis kelamin. Dengan pencatatan dan pemantauan rutin, kader Posyandu dan tenaga kesehatan dapat membantu ibu mengenali sedini mungkin jika ada gangguan pertumbuhan anak dan memberikan nasihat untuk perbaikannya serta tindakan tatalaksana dengan segera.






Keterangan:

Gambar kiri (merah) digunakan untuk anak perempuan

Gambar kanan (biru) digunakan untuk anak laki-laki


Sejarah KMS:

KMS sudah digunakan di Indonesia sejak tahun 1970-an. Berpuluh-puluh tahun berlalu, KMS terus diperbaharui sesuai dengan panduan dan standar kesehatan yang berlaku. KMS terbaru edisi 2020, terdiri dari 2 halaman dengan kolom data usia, berat badan, serta riwayat pemberian ASI eksklusif KMS balita dibedakan untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan karena pola pertumbuhannya berbeda.


Cara mendapatkan dan memahami penggunaan KMS:

  1. Dapatkan KMS yang sesuai jenis kelamin balita anda di posyandu terdekat. KMS juga bisa didapatkan di Bidan Praktik Mandiri, Klinik/RS Ibu Anak dan Praktik Dokter.

  2. Saat ini, KMS tersedia di dalam Buku Kesehatan Ibu Anak (Buku KIA), yang juga dikenal dengan sebutan Buku Pink. KMS akan diisi oleh petugas kesehatan atau Kader Posyandu

  3. Tuliskan data diri anak di bagian awal buku. Foto Bayi dan Orang Tua bisa juga ditempelkan di cover depan Buku KIA, untuk memudahkan pencarian buku

  4. Berkunjunglah ke posyandu secara rutin ke posyandu setiap bulan mulai dari usia 0 sampai 59 bulan untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita n .

  5. Kader Posyandu akan melakukan penimbangan berat badan balita setiap bulan dan pengukuran panjang/tinggi badan balita setiap tiga bulan sekali.

  6. Kader Posyandu akan menuliskan berat badan dan memberikan tanda titik (plotting) berat badan hasil penimbangan pada titik temu garis tegak sesuai usia anak dalam bulan ketika penimbangan dilakukan .

  7. Kader Posyandu akan menghubungkan titik berat badan bulan penimbangan sebelumnya dengan bulan penimbangan terbaru. Dan membuat kesimpulan apakan status balita adalah Naik (N) atau TN (Tidak Naik). Dikatakan N jika Berat badan bertambah dibandingkan sebelumnya serta pita tidak berubah ke warna yang lebih muda atau kuning. Dikatakan TN jika tiga bulan berturut-turut berat badan sama, jika berat badan saat ini turun dibandingkan bulan sebelumnya, atau berat badan saat ini berpindah ke warna yang lebih muda pada grafik KMS. Jika ragu, gunakan acuan Kenaikan BB Minimal (KBM) yang terdapat pada tabel di bagian bawah Grafik KMS.

  8. Kader Posyandu akan menilai status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Jika kurva pertumbuhan anak selalu berada di kurva hijau, maka Kader Posyandu akan memuji ibu balita dan menyarankan untuk meneruskan praktik menyusui, pemberian makan, pengasuhan yang sudah baik. Jika kurva pertumbuhan balita adalah TN dan atau berada di bawah garis merah (BGM), Panjang Badan/Tinggi Badan di bawah normal, atau ada keterlambatan perkembangan tidak sesuai dengan umur, maka Kader Posyandu akan merujuk ibu untuk berkonsultasi ke Tenaga Kesehatan dan Petugas Gizi di Puskesmas atau Klinik terdekat.

  9. Ibu menyampaikan kejadian yang dialami anak terkait kesehatan, perkembangan, pola makan dalam satu bulan terakhir. Kader Posyandu akan mencatat, misalnya: diare, demam, tidak nafsu makan, flu, dan sebagainya.

  10. Terakhir, jika balita berada dalam kondisi sehat, maka tenaga kesehatan akan memeriksa status imunisasi, pemberian vitamin A dan Obat Cacing. Imunisasi Dasar Lengkap akan diberikan pada anak usia 0-9 bulan dan Imunisasi Lanjutan diberikan kepada anak usia 12024 bulan, dengan jenis vaksin dan jumlah pemberian sesuai umur. Vitamin A diberikan pada bulan Februari dan Agustus kepada anak usia di atas 6 bulan. Sedangkan Obat Cacing diberikan 6 bulan sekali kepada anak usia di atas satu tahun.

Cara membaca kurva KMS:

Kurva KMS digambar berdasarkan berat badan terhadap umur balita. Sehingga, garis acuan dapat memberikan gambaran bagi orang tua mengenai kondisi pertumbuhan balita. Garis yang tegak (vertikal) menunjukkan berat badan anak dalam gram. Garis sejajar (horisontal)berarti berat badan anak sama dengan bulan sebelumnya. Kurva pertumbuhan berupa garis berwarna hijau, kuning, oranye dan merah. Garis berwarna merah sebagai batas penapisan seorang balita mungkin sedang mengalami gizi buruk yang harus segera ditangani. Kurva pertumbuhan berawal dari berat badan bayi baru lahir yang normal yaitu tidak kurang dari 2500 gram. Kurva pertumbuhan akan bertambah dengan tajam pada usia 24 bulan pertama dan kemudian melandai pada tahun-tahun berikutnya. Untuk menarik kesimpulannya, baca kurva berdasarkan warna seperti berikut:

  1. Garis hijau menandakan pertumbuhan normal

  2. Garis merah menandakan gizi kurang

  3. Garis oranye menandakan berat badan lebih


Pentingnya KMS dan langkah yang harus diambil

Buku KIA dan KMS adalah alat bantu untuk memantau pertumbuhan anak sejak dalam kandungan hingga anak usia lima tahun tanpa khawatir melewatkan data-data penting. Idealnya, titik pertumbuhan anak harus selalu jatuh pada garis hijau. Jika berada pada garis merah atau di bawahnya, artinya balita berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu pemulihan gizi dengan segera agar dapat kembali ke garis hijau. Ibu jangan khawatir, tenaga kesehatan akan memberikan konseling dan panduan bagi orang tua tentang pola asuh, pola pangan dan sanitasi serta stimulasi untuk mengejar ketertinggalan. Itulah sebabnya, penting bagi orang tua datang ke Posyandu setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.


Si kecil sudah usia 6 bulan? ASI saja tidak cukup!

Selain memperhatikan pertumbuhan anak menggunakan KMS, orang tua juga harus sadar akan kebutuhan nutrisi anak di sepanjang usianya. Kebutuhan energi dan nutrisi anak hingga usia 6 bulan dapat tercukupi oleh pemberian air susu ibu (ASI) saja. Namun, saat anak memasuki usia 6 bulan, pemberian ASI saja tidak cukup. Makanan Pendamping ASI atau yang sering dikenal dengan sebutan MP-ASI dibutuhkan oleh anak sejak usia 6 bulan untuk melengkapi kebutuhan nutrisinya. Walaupun disebut sebagai pendamping ASI, tetapi kenyataannya MPASI adalah sumber energi utama untuk bayi sejak usia enam bulan. Selama masa ini, bila jumlah MPASI yang diberikan tidak cukup, sudah bisa dipastikan anak akan gagal tumbuh yang ditandai dengan berat badan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi minimal dan jika berlangsung terus, maka panjang badannnya pun berada di bawah normal dan akhirnya berisiko stunting.



Strategi Memberikan MPASI

Orang tua perlu memperhatikan beberapa hal, agar MPASI yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak. Strategi yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Tepat Waktu

MPASI diberikan ketika ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak (usia anak sekitar 6 bulan). Perlu diingat bahwa ini bukan berarti ASI kemudian distop dan digantikan dengan PASI, ya.

2. Adekuat

MPASI yang diberikan untuk anak harus bisa memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien anak. Kebutuhan zat gizi akan bertambah seiring bertambahnya usia abak

3. Aman dan Higienis

Proses persiapan dan pembuatan MPASI menggunakan cara, bahan, dan alat yang aman serta higienis.

4. Diberikan secara Responsif

MPASI diberikan secara konsisten sesuai dengan keadaan anak (lapar atau kenyang).


Pemberian MPASI juga harus disesuaikan dengan kondisi dari anak. Orang tua dapat mulai memberikan makanan pendamping ASI ketika:

  • Anak dapat duduk tegak dan menahan kepalanya sendiri tanpa bantuan

  • Anak menunjukkan ketertarikan pada makanan dan mulai mencoba meraihnya

  • Anak menunjukkan tanda-tanda lapar dan tidak tenang walaupun ibu telah memberikan ASI secara rutin


Tahapan Pemberian MPASI

Pemberian MPASI diberikan bertahap sesuai dengan usianya:

1. Saat anak berusia 6 bulan

  • ASI tetap dilanjutkan secara rutin setiap kali anak minta (on demand)

  • Berikan MPASI 2 kali sehari. Dalam sekali makan, sebagai awalan, berikan 2 - 3 sendok MPASI.

  • Mulai MPASI dengan makanan yang dihaluskan menjadi bubur kental (puree)

  • Pada usia 6 bulan, anak masih dalam tahap adaptasi dengan MPASI. Ibu diharapkan dapat sabar dan terus memberikan dorongan kepada anak untuk makan. Berikan variasi jenis bahan pangan, agar anak mengenal berbagai rasa dan kelak tidak pemilih makanan (picky eater)

  • Jangan memaksa bayi untuk menghabiskan MPASI-nya. Volume lambung bayi tidak besar dan masih tumbuh.

2. Saat anak berusia 6-9 bulan

  • Berikan ASI sesuai permintaan anak.

  • Berikan 2-3 kali makan dan 1-2 kali selingan setiap harinya.

  • Tingkatkan jumlah MPASI secara perlahan.

  • Berikan MPASI dengan tekstur bubur kental (puree) atau makanan yang dilumatkan hingga halus (mashed).

  • Gunakan mangkuk tersendiri berukuran 250 ml untuk memastikan jumlah asupan anak.

  • Jangan memaksa anak untuk makan.

3. Saat anak berusia 9-12 bulan

  • Berikan ASI sesuai permintaan anak.

  • Berikan 3-4 kali makan dan 1-2 kali selingan setiap harinya.

  • Berikan MPASI dengan tekstur yang dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped), atau makanan yang dapat dipegang oleh anak (finger foods).

  • Gunakan mangkuk tersendiri berukuran 250 ml untuk memastikan jumlah asupan anak.

  • Jangan memaksa anak untuk makan.

4. Saat anak berusia 12-24 bulan

  • Berikan ASI sesuai permintaan anak.

  • Berikan 3-4 kali makan dan 1-2 kali selingan setiap harinya.

  • Berikan MPASI dalam bentuk makanan yang dimakan keluarga yang dihaluskan atau dicincang seperlunya.

  • Gunakan mangkuk tersendiri berukuran 250 ml untuk memastikan jumlah asupan anak.

  • Jangan memaksa anak untuk makan.


MPASI Higienis dan Aman menjamin Anak Sehat

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak dan membuat anak tetap sehat, MPASI perlu disiapkan dan disajikan secara higienis dan aman. Langkah untuk menyiapkan dan menyimpan MPASI agar tetap higienis dan aman adalah sebagai berikut:

  • Pastikan tangan dan peralatan makan yang digunakan untuk menyiapkan serta menyajikan MPASI dalam keadaan bersih.

  • Cuci tangan orang tua dan anak sebelum makan.

  • Pisahkan talenan yang digunakan untuk memotong bahan makanan mentah dengan bahan makanan matang.

  • Simpan makanan yang akan diberikan di tempat yang bersih dan aman.

  • Untuk makanan seperti daging, ikan, telur, susu, kedelai, nasi, pasta, dan sayur-sayuran harus disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu kurang dari 5 derajat celcius untuk menghindari kontaminasi kuman.

  • Dalam menyimpan makanan, pisahkan makanan yang telah dimasak dan bahan-bahan siap masak dengan makanan yang masih mentah.

  • Makanan yang seharusnya disimpan di lemari pendingin tidak boleh digunakan kembali setelah berada di suhu ruangan selama 2 jam atau lebih.


Pola Makan yang Sehat untuk Bayi dan Anak Balita

Tidak hanya bahan makanan yang sehat, perilaku pembeian makan kepada anak juga harus diperhatikan. Jika anak makan dengan pola pangan yang sehat, nutrisi yang diterima dan diserap akan maksimal. Beberapa strategi untuk menerapkan pola pangan sehat adalah sebagai berikut:

  • Jangan menyerah untuk memperkenalkan jenis makanan baru.

  • Jika orang tua ada riwayat alergi makanan tertentu, maka perkenalkan jenis makanan yang berpotensi alergi dengan hati hati, dan harus dalam keadaan segar sebelum diolah.

  • Matikan TV, komputer, dan gawai saat jam makan berlangsung.

  • Tawarkan selingan sehat di antara waktu makan jika anak terlihat lapar.

  • Saat memberikan makan anak, berinteraksilah dengan anak untuk membangun hubungan keluarga yang kuat.

  • Batasi pemberian jus buah karena banyak mengandung gula dan membuat anak cepat kenyang.

  • Berikan berbagai variasi pilihan rasa dan jenis makanan sehat untuk anak.

  • Jangan paksa anak untuk makan.

  • Ciptakan suasana makan adalah saat yang menyenangkan bagi anak.

Jangan lupa untuk berikan ASI eksklusif, MPASI yang bergizi, dan periksakan kesehatan Balital dengan rutin di posyandu terdekat ya!




Sumber


Created by:

Maria Varani Setyadi – Ambassador of Public Health for District 3 AMSA-Indonesia 2020/2021

Qurota Ayuni – Liaison Officer to Government Organizations CIMSA 2021-2022


Reviewed by:

Agustin Ghazali, SpA

Dr. dr. Brian Sri Prahastuti, MPH



Comments


bottom of page